
PONOROGO – Puluhan warga Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo rela menyusuri jalan setapak dan menunggu berjam–jam lamanya untuk melihat acara ritual tradisi nenek moyang yang sudah turun–temurun.
Acara yang biasa dilakukan oleh masyarakat 3 tahun sekali ini adalah dalam rangka meminta hujan dan sudah menjadi suatu tradisi warga di Desa Karangpatihan. Acara ritual ini sering dilakukan ketika mengalami kemarau panjang.
“jadi di Desa ini sedang mengalami kemarau panjang, maka kita melakukan ritual adat, kalau istilahnya disini tayub-an, prosesi dari tayub-an yang pertama kita lakukan adalah dengan mengambil air kesalah satu bilik. Bilik yang dimaksud adalah salah satu mata air yang ada di sebuah tempat di desa tersebut yang dinamai dengan nama bilik ngunut, setelah dari ngunut kita bawa ke pesanggrahan kedokan, pesanggrahan kedokan mempunyai sejarah panjang”. Ujar Eko Mulyadi selaku Kepala Desa Karangpatihan. 14/12/2018
Menurut sejarah dan kepercayaan warga sekitar, kedokan pesanggrahan merupakan salah satu tempat tinggal Eyang Jogo Negoro yang diyakini merupakan seorang tokoh pejuang pada zamanya. Kedokan ini dahulunya berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan kuda–kuda milik Eyang Jogo Negoro. Sedangkan Eyang Jogo Negoro sendiri jika dirunut dalam sejarah merupakan salah satu prajurit dari Pangeran Diponegoro.
“menurut adat kuno, besok kalau didesa ini kekurangan air buatlah acara gambyongan, bakar menyan sama candu di bilik ngunut, dan pasang sesajen tujuanya untuk meminta hujan.
Karena kita kan gak bisa buat hujan jadi kita melakukan ritual untuk meminta hujan yang sudah jadi tradisi dari nenek moyang zaman dulu”. Ujar Ngatiyo selaku sesepuh di acara ritual minta hujan. 14/12/2018
Harapan Eko Mulyadi selaku Kepala Desa dari acara proses ritual adat ini adalah agar masyarakat menganggap prosesi demikian sebagai sebuah bentuk rasa syukur dan bentuk doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar masyarakat Karangpatihan yang mengalami kekeringan disegerakan dan diberikan hujan yang membawa berkah. (admn)
Tinggalkan Balasan